Novel Coronavirus (2019-nCov) adalah jenis virus baru yang diduga merupakan
zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia). Laporan hingga 13 Februari 2020
menyebutkan bahwa secara global terdapat 46997 kasus yang terkonfirmasi,
1826 diantaranya merupakan kasus baru. Negara yang paling banyak terjangkit
tentu saja Cina, yang diguga merupakan lokasi awal penyebaran Coronavirus,
yaitu 46550 kasus terkonfirmasi, 1820 diantaranya kasus baru, dan 1368
kematian
Terdapat 24 negara lain yang sudah terkonfirmasi infeksi coronavirus. Masa
inkubasi berlangsung sekitar 2-14 hari hingga muncul gejala klinis, Gejala
awal yang
dialami diantaranya demam, batuk, dan sesak. Kemudian dapat berlanjut ke
keadaan yang lebih parah, hingga terjadi pneumonia, gawat napas, gagal
ginjal,
hingga kematian,Individu dalam, pemantauan infeksi 2019-nCov yaitu seseorang
yang mengalami gejala demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan, tanpa
pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke China atau daerah yang
terjangkit, dalam 14 hari terakhir dan tidak memiliki riwayat paparan dengan
orang yang terinfeksi atau fasilitas kesehatan yang menangani Coronavirus,
serta tidak memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular
sudah teridentifikasi).
Orang dalam pengawasan atau suspek infeksi 2019-nCov
yaitu:
- Seseorang dengan gejala
demam, batuk, nyeri tenggorokan yang disertai pneumonia (klinis atau
radiologi)
dan riwayat perjalanan ke China atau daerah yang terjangkit dalam 14
hari
terakhir
.
- Seseorang dengan gejala
demam, batuk, nyeri tenggorokan dan memiliki riwayat kontak erat
dengan pasien
yang terjangkit, fasilitas kesehatan yang menangani, atau hewan
penular, ATAU
diri sendiri/ orang terdekat melakukan perjalanan ke China atau
daerah yang
terjangkit dalam 14 hari terakhir.
Kasus Probable: jika pasien dalam pengawasan
yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi inkonklusif (tidak dapat
disimpulkan)
atau seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus
atau beta
coronavirus.
Kasus Konfirmasi adalah
seseorang dengan
hasil positif untuk pemeriksaan infeksi 2019-nCoV
Gejala Klinis yang
mungkin dialami yang berhubungan dengan infeksi 2019-nCov diantaranya:
- Uncomplicated
illness: Pasien dengan gejala yang tidak spesifik, seperti demam,
nyeri
tenggorokan, dan batuk
- Pneumonia
Ringan: Batuk, kesulitan bernapas, napas
cepat, tanpa adanya tanda Pneumonia berat
- Pneumonia
Berat: Demam, batuk, distress pernapasan berat, sianosis, saturasi
oksigen (SpO2)
< 90% atau tanda Pneumonia berat lainnya
- Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS): Perburukan gejala dalam satu
minggu
disertai hasil pencitraan dada yang mendukung, edema, dan hipoksemia
(PaO2/FiO2).
- Sepsis
: Disfungsi organ yang megancam nyawa disertai tanda infeksi.
- Syok
sepsis
Pencegahan:
- Menghindari
kontak dengan seseorang yang sakit, terutama yang mengalami infeksi
saluran
pernapasan akut.
- Rajin
mencuci tangan, terutama jika kontak dengan lingkungan luar atau
orang yang
sakit. Cucilah tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir
minimal 20 detik
atau menggunakan handrub berbasis alkohol. Menghindari menyentuh
mulut, mata,
dan wajah dengan tangan yang tidak bersih.
- Menerapkan
etika batuk (menutup mulut dan hidung ketika batuk/bersin
menggunakan tangan,
tissue, atau baju).
- Menghindari
perjalanan sementara ke negara yang terjangkit infeksi 2019-nCoV.
- Menggunakan
alat pelindung diri, seperti masker, ketika berkunjung ke daerah
yang
terinfeksi atau berada di daerah publik, seperti bandara.
Apabila Anda atau
orang di sekitar Anda saat ini mengalami demam, batuk, nyeri tenggorokan,
sesak, dan telah melakukan perjalanan ke China atau daerah lain yang
terjangkit
ATAU kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dianjurkan untuk
datang memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat dari rumah
Anda.
Rujukan bacaan: