Prolaps rahim atau turun peranakan adalah kondisi di mana rahim turun dari posisi normalnya ke dalam atau bahkan keluar dari vagina. Hal ini terjadi karena melemahnya otot-otot dan jaringan penunjang rahim, yang dapat disebabkan oleh trauma/perlukaan, usia, atau peningkatan tekanan rongga perut. Angka kejadian prolaps uteri bervariasi antara 30%-40%, dimana sekitar 6-8% perempuan mengeluhkan seperti ada ‘massa’ atau ‘bola’ di dalam vagina. Risiko kejadian Prolaps rahim ditemukan meningkat pada perempuan usia tua atau perempuan dengan riwayat melahirkan. Meskipun tidak selalu berbahaya, prolaps rahim dapat mengganggu kualitas hidup wanita dan menyebabkan ketidaknyamanan serta masalah kesehatan lainnya. Gejala yang dirasakan bervariasi, mulai dari gejala ringan seperti adanya tahanan pada vagina, benjolan rahim yang keluar, atau bahkan Infeksi dan gangguan berkemih serta defekasi. Pada kondisi yang berat, dapat terjadi keluhan nyeri hebat akibat kesulitan berkemih.
Faktor risiko
1. Usia lanjut atau post-menopause: usia lanjut menyebabkan otot dan jaringan panggul melemah yang diakibatkan salah satunya oleh penurunan kadar hormon estrogen.
2. Melahirkan banyak anak atau dengan persalinan berbantu, yang menyebabkan trauma pada otot dan jaringan penunjang panggul.
3. Kegiatan berat, obesitas, riwayat operasi pada perut, mengakibatkan peningkatan tekanan rongga perut.
Penanganan Prolaps rahim difokuskan pada peningkatan kualitas hidup dan kebutuhan penderita, sehingga pilihan terapi yang ditawarkan akan berbeda bagi setiap pasien. Pada kondisi khusus atau dengan tingkat derajat berat, dokter akan merekomendasikan tindakan operasi pengangkatan rahim. Secara umum, turun peranakan bukanlah kondisi kegawat-daruratan, sehingga konsultasi dapat dilakukan di Poliklinik rawat jalan. Segera kunjungi Poliklinik Obstetri dan Ginekologi di RS terdekat, ketika Anda ataupun kerabat mengalami gangguan turun peranakan.
Usaha Pencegahan
1) Melakukan Latihan kegel Latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot-otot panggul, dan dapat dilakukan sejak sedini mungkin. Latihan ini dapat dilakukan saat sedang beraktivitas sehari-hari.
Tata cara melakukan kegel:
Melakukan Gerakan seperti menahan aliran urin saat buang air kecil menggunakan otot dasar panggul. Otot dikencangkan/dikontraksikan dan dilepaskan setiap 3-5 detik (Tahan kontraksi 3-5 detik lalu lepaskan otot selama 3-5 detik). Ulangi Gerakan ini sebanyak 10-15 kali dalam satu sesi, dan lakukan 3 sesi setiap hari.
2) Diet tinggi serat dan mengurangi berat badan
3) Mengurangi kebiasan mengedan. Angkat beban berat, atau kegiatan yang meningkatkan tekanan pada daerah perut
4) Pada perempuan usia tua atau menopause, dapat mempertimbangkan penggunaan terapi hormonal tambahan (estrogen)
Sumber