loader

Artikel

img

Kenali dan Waspada Kemungkinan Kehamilan Ektopik

    • AUTHOR : dr. Nur Kalih Diah Puspitorini
    • EDITOR : dr. Nur Eulis Pujiastuti Nahdiyat, M.Res

Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan) terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi sperma tumbuh di luar rahim. Hampir lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi atau saluran tuba (saluran yang menghubungkan rahim dengan indung telur (ovarium)). Seiring bertambahnya usia kehamilan, hal itu dapat menyebabkan pecahnya saluran tuba. Jika hal ini terjadi, menjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa dan membutuhkan pembedahan segera.

Gejala Kehamilan Ektopik2

Pada awalnya, kehamilan ektopik akan terasa seperti kehamilan biasa dengan beberapa tanda yang sama, seperti terlambat datang bulan, nyeri pada payudara atau kram pada perut. Tanda-tanda lain yang mungkin terjadi pada awal kehamilan:
    • Keluar darah dari vagina
    • Nyeri punggung bagian bawah
    • Nyeri ringan di perut atau panggul
    • Kram ringan pada salah satu sisi panggul
Pada tahap ini, mungkin sulit untuk mengetahui apakah Anda mengalami kehamilan biasa atau kehamilan ektopik. Gejala yang lebih parah bisa terjadi pada kehamilan ektopik terutama ketika tuba falopi pecah, gejalanya yaitu:
    • Nyeri parah di perut atau panggul yang tiba-tiba
    • Nyeri pada pundak
    • Kelemahan, pusing kepala sampai pingsan
    • Jika tuba falopi pecah, perdarahan di dalam rongga perut dapat menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa

Gejala mungkin tidak selalu dirasakan pada kehamilan ektopik. Oleh karena itu, kehamilan ektopik bisa diketahui dari pemeriksaan USG di awal kehamilan saat Anda pertama kali mengetahui anda hamil. Jadi, penting untuk melakukan pemeriksaan USG di awal kehamilan.

Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik dapat terjadi ketika ada faktor-faktor penyebab sebagai berikut:
    • Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
    • Pernah menjalani operasi tuba falopi sebelumnya
    • Pernah menjalani operasi di daerah panggul atau perut sebelumnya
    • Mengalami infeksi menular seksual (IMS)
    • Merokok
    • Usia ibu lebih dari 35 tahun
    • Mengalami penyakit radang panggul
    • Mengalami endometriosis
    • Penggunaan reproduksi berbantuan, seperti bayi tabung
Sekitar setengah dari semua wanita yang mengalami kehamilan ektopik tidak diketahui faktor risikonya. Wanita yang aktif secara seksual harus tetap waspada terhadap perubahan pada tubuhnya walaupun tidak memiliki faktor risiko yang telah disebutkan diatas, terutama jika mengalami gejala kehamilan ektopik

Tata laksana

Jika kehamilan ektopik sudah terjadi, kehamilan tidak dapat berpindah kembali ke dalam rahim, sehingga selalu membutuhkan pengobatan. Ada dua metode pengobatan yang digunakan untuk mengobati kehamilan ektopik, yaitu dengan konsumsi obat atau tindakan pembedahan (operasi). Diskusikan dengan dokter spesialis kandungan Anda selanjutnya yang mana pilihan metode yang tepat jika Anda mengalami hal tersebut. Atau, jika Anda tiba-tiba merasakan nyeri perut yang parah, kelemahan bahkan sampai pingsan, segera pergi ke IGD untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari Dokter.

Sumber

  1. Ectopic Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists; 2022.
  2. Ectopic Pregnancy. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists; 2016.