loader

Artikel

img

Stimulasi sensorik & motorik pada Balita usia di bawah 2 tahun

  • Author: dr. Nur Kalih Diah Puspitorini
  • Editor: Editor: dr. Nur Eulis Pujiastuti Nahdiyat, M.Res

Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga menjadi anak yang sehat, cerita dan cerdas. Ibu dan ayah dapat memahami setiap aspek perkembangan sesuai dengan usia anak.

Penting untuk diingat bahwa tujuan utama memahami tahap perkembangan anak adalah agar kita dapat memberikan perangsangan secara tepat dengan berbagai cara dan variasi. Oleh karena itu, ibu dan ayah dituntut kreatif dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang perkembangan anak. Artikel ini akan memberikan contoh perangsangan dan kemampuan yang dapat dikuasai anak pada usia 0 sampai 2 tahun.

Usia 0-3 bulan

• Infeksi intraamniotik terutama pada usia kehamilan yang lebih awal

• Beri kesempatan anak bermain sendiri dengan jari-jarinya atau sekedar mengamati lingkungan sekitarnya

• Biarkan anak mengulang-ulang permainan/mainan yang sama

Usia 4-6 bulan

• Biarkan anak bermain sambil duduk

• Berikan mainan yang sesuai usianya

• Sediakan mainan yang memberikan ”reaksi” jika digerakkan atau dimainkan bisa berbunyi atau bergoyang

• Biasakan melakukan kegiatan dengan tahapan yang rutin (diulang-ulang dan dengan pola)

Usia 7-9 bulan

• Jangan membatasi anak untuk bergerak, beri kebebasan kepadanya untuk menjelajahi dunia sekitarnya

• Bermain dengan cermin

• Beri kesempatan pada anak untuk makan sendiri (dengan finger food)

• Bermain dengan daya ingat, lakukan kegiatan atau permainan dengan pola

• Belajar mengamati kegiatan di pasar, warung, toko

Usia 10-12 bulan

• Simpan mainan kejutan, bukan mainan yang membuat kaget namun mainan yang belum lama tidak diberikan atau dilihat anak

• Menyebutkan anggota tubuh saat bermain dengan anak. Gerakann tangan anak dan berkata ”tangan”

• Ibu dan ayah dapat melibatkannya untuk menebak apa rutinitas yang terjadi selanjutnya. Lakukan rutinitas bersama, kemudian berhenti dan tunggu apa yang akan ia lakukan untuk melanjutkan rutinitas tersebut

• • Gunakan benda-benda yang aman saat bermain

Usia 13-18 bulan

• Kembangkan kemampuan imajinasinya dengan membacakan cerita dengan ekspresi wajah yang menarik untuk mengembangkan daya khayalnya

• Beri kesempatan pada anak untuk berlatih kegiatan praktis seperti membereskan mainan atau mengenakan sepatu

• Ketika sedang mandi atau dalam kesempatan lain, biarkan anak bermain air. Berikan cangkir atau gelas plastik yang dapat digunakannya untuk bermain mengisi dan menuang air. Dari sini anak akan belajar apa itu yang disebut ”kosong” dan apa itu yang dikatakan ”penuh”

• Beri kesempatan seperti saat menyusun puzzle. Ia tampak begitu berusaha, tetapi selalu salah. Ayah dan ibu harus sabar

Usia 19-24 bulan

• Libatkan dalam percakapan, gunakan satu jenis bahasa saja di rumah sehingga anak dapat mengikuti percakapan dengan baik

• Kurangi gangguan ketika ia bermain. Contoh, matikan televisi ketika ia bermain dan singkirkan beberapa mainan yang tidak ia mainkan

• Selalu berikan semangat ketika ia tidak berhasil atau berhasil menyelesaikan tugasnya

• Mintalah penjelasan sebelum anak melakukan sesuatu. Seperti ketika ibu dan ayah melihat anak menyusun balok, tanyakan apa yang ingin dibuatnya

Segala kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari dapat menjadi perangsang baginya. Perhatikan untuk tidak merangsang anak secara berlebihan dan tetap berikan kesempatan kepada anak untuk bermain sendiri. Yang paling penting, ikutlah bermain bersama anak. Selamat bersenang-senang dengan si buah hati!

Sumber

1. Dra. S.R.R.R Pudjiati, M.Si. Mengasah Kecerdasan Di Usia 0—2 Tahun. Kementrian Pendidikan Nasional; 2011.