loader

Artikel

imghttps://www.istockphoto.com/id/ilustrasi/endometrium

Hiperplasia Endometrium

  • Author: dr. Nur Kalih Diah Puspitorini
  • Editor: dr. Nur Eulis Pujiastuti Nahdiyat, M.Res

Hiperplasia endometrium adalah ketika endometrium (lapisan rahim) menjadi terlalu tebal. Kondisi ini bukan kanker, tetapi dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kanker rahim. Endometrium berubah sepanjang siklus menstruasi sebagai respons terhadap hormon. Estrogen menyebabkan lapisan endometirum tumbuh dan menebal untuk mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Di tengah siklus, sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium (ovulasi).

Setelah ovulasi, kadar hormon lain yang disebut progesteron mulai meningkat. Progesteron mempersiapkan endometrium untuk menerima dan memelihara sel telur yang telah dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron menurun. Penurunan progesteron memicu menstruasi, atau peluruhan lapisan endometrium. Setelah lapisan benar-benar luruh, siklus menstruasi baru dimulai.1

Apa yang menyebabkan hyperplasia endometrium?


Hiperplasia endometrium paling sering disebabkan oleh kelebihan esterogan tanpa progesterone. Jika ovulasi tidak terjadi, progesterone tidak dibuat, dan lapisannya tidak dilepas. Endometrium dapat terus tumbuh sebagai respons terjadap esterogen. Sel-sel yang membentuk lapisan tersebut dapat terkumpul dan menjadi tidak normal, kondisi ini yang disebut hiperplasia.

Kapan hiperplasia endometrium terjadi?


Hiperplasia endometrium biasanya terjadi setelah menopause, Ketika ovulasi berhenti dan progesteron tidak lagi diproduksi. Ini juga dapat berkembang selama perimenopause, ketika ovulasi mungkin tidak terjadi secara teratur. Kondisi lain dimana hiperplasia endometrium lebih mungkin terjadi pada wanita dengan faktor risiko, termasuk:

• Usia >35 tahun

• Tidak pernah hamil

• Tidak pernah hamil

• Usia dini saat menstruasi

• Riwayat kondisi tertentu seperti diabetes mellitus, PCOS, atau penyakit tiroid

• Obesitas

• Merokok

• Riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau rahim

Apa saja tanda dan gejala hiperplasia endometrium?


Tanda paling umum adalah perdarahan uterus abnormal. Anda harus menemui dokter kandungan, jika anda memiliki salah satu dari tanda berikut ini:

• Perdarahan saat menstruasi yang lebih berat atau lebih lama dari biasanya

• Siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21 hari

• Ada perdarahan setelah menopause

Apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah terjadinya hiperplasia endometrium?


• Jika anda mengonsumsi esterogen setelah menopause, anda juga perlu mengonsumsi progestin atau progesteron

• Jika menstruasi tidak teratur, pil KB mungkin direkomendasikan

• Jika anda kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat membantu2

Sumber


1. Endometrial Hyperplasia. American College of Obstetricians and Gynecologists; 2021.

2. Management of Endometrial Hyperplasia. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists; 2016.